Dumai, 19 Juli 2025 — Tahun ajaran baru 2025/2026 telah dimulai, dan suasana penuh semangat tampak jelas di lingkungan SD Qur’an Inabah Global Islamic School. Sebagai sekolah yang berkomitmen pada pendidikan Qur’ani dan pembentukan karakter islami, penyambutan peserta didik baru menjadi momen penting yang tidak hanya ditandai dengan seremonial, tetapi juga kesiapan para tenaga pendidik dalam menjalankan peran strategis mereka.
Kepala SD Qur’an Inabah, Ustadz Afrizal, menegaskan bahwa tenaga pendidik memegang peran sentral dalam memberikan kesan pertama yang positif kepada siswa baru. “Anak-anak yang baru memasuki dunia sekolah, terutama di jenjang SD, membutuhkan bimbingan yang penuh kasih, perhatian, dan pemahaman terhadap dunia mereka. Di sinilah guru berperan sebagai pendamping dan pengarah,” ujarnya.
Tenaga pendidik di SD Qur’an Inabah tidak hanya berfungsi sebagai pengajar, tetapi juga sebagai pembentuk karakter dan akhlak. Sejak hari pertama Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS), guru-guru aktif menciptakan suasana yang ramah, menyenangkan, dan sarat nilai-nilai Islami. Kegiatan pengenalan sekolah dikemas dalam bentuk edukatif dan menyenangkan, mulai dari pembiasaan adab harian, pengenalan visi-misi sekolah, hingga kegiatan interaktif yang membangun keakraban antara guru dan siswa.
“Peran guru sangat penting dalam menumbuhkan rasa aman dan percaya diri pada peserta didik baru. Ketika anak merasa diterima dan dihargai, mereka akan lebih siap untuk belajar dan beradaptasi,” ungkap Ustadz Rizky, salah satu guru kelas di SD Qur’an Inabah.
Selain itu, para guru juga telah mengikuti pelatihan dan pembekalan khusus menjelang tahun ajaran baru, agar dapat memahami kebutuhan psikologis dan spiritual siswa sejak dini. Pendekatan ini sejalan dengan visi sekolah untuk mencetak generasi Qur’ani yang cerdas, mandiri, dan berakhlak mulia.
Dengan kolaborasi yang solid antara guru, orang tua, dan pihak sekolah, SD Qur’an Inabah optimis dapat menjadi lingkungan yang ideal bagi tumbuh kembang peserta didik baru. Sekolah ini menegaskan kembali bahwa pendidikan bukan hanya soal transfer ilmu, tetapi tentang menanamkan nilai-nilai kebaikan sejak langkah pertama mereka di dunia pendidikan formal.

